VIRAL BIKIN GEMPAR !! Sosok Suniti Yang Berani Menantang Allah Hari Ini, Berakhir Mengenaskan Seperti Fir'aun.

VIRAL BIKIN GEMPAR !! Sosok Suniti Yang Berani Menantang Allah Hari Ini, Berakhir Mengenaskan Seperti Fir'aun. 



Sosok Suniti, jika ditelusuri dalam sejarah dan cerita rakyat, mengiris hati dengan kegigihan dan petualangannya yang bertentangan dengan alam sekaligus berakhir tragis. Kisahnya mungkin bisa disamakan dengan legenda Firaun yang telah kita akrabi, representasi manusia yang dengan keras kepala menantang kekuasaan Allah dan menemui akhir yang mengenaskan.

Sebelum kita menggali dalam pada perjalanan hidup Suniti, kita harus memahami konteks di mana kisahnya diatur. Suniti berasal dari agama Hindu. Mitosnya dicatat dalam Puranas, jenjang teks kuno yang memberikan pandangan tentang teologi dan kosmologi Hindu. Suniti adalah sosok yang penuh semangat, berani, dan cenderung berlawanan dengan apa yang dianggap sebagai konvensi spiritual. Seperti Firaun, Suniti dikenal dengan kegigihannya untuk meraih kekuatan yang tidak sepatutnya di tangan manusia.

Dalam sejarah, Suniti dikenal sebagai perempuan dengan semangat kuat yang bahkan berani menantang takdir dewa-dewi. Dia menginginkan putranya, Dhruva, untuk diakui oleh ayahnya dan mendapatkan tempat yang layak dalam kerajaan. Ketika Permintaannya ditolak oleh dewa-dewi, Suniti memberi tahu putranya untuk berdoa kepada Tuhan Vishnu, dengan keyakinan bahwa kekuasaan tertinggi dapat merubah takdir. Dia meminta laki-laki muda itu berpuasa dan bermeditasi, menunjukkan tanda-tanda penentangan yang sama terhadap takdir yang ditetapkan oleh dewa seperti Firaun di Nabi Musa.

Namun, pada titik ini, kisah Suniti dan Firaun mulai berbeda. Firaun, dalam upayanya untuk bertahan dari kebenaran Ilahi, menantang langit dengan sedikit penyesalan. Dia menganggap dirinya sama dengan dewa, mendeklarasikan, "Aku adalah raja tertinggi, dan aku adalah tuhanmu." Sikap ini membawanya pada kehancuran, berakhir dengan tubuhnya terendam di dasar Laut Merah setelah Nabi Musa memimpin orang Israel melintasi laut kering ini dan Tuhan menutup air tersebut atas pasukan Firaun.

Sementara itu, Suniti, meski berani dan menantang, tidak pernah berusaha meninggikan dirinya ke status dewa. Dia berdoa kepada Vishnu, merendahkan dirinya dalam kepatuhan spiritual sementara dia bekerja untuk merubah takdir putranya. Sikapnya ini menandakan perbedaan mendasar antara Suniti dan Firaun. Meskipun sama-sama menantang takdir, tujuan dan cara mereka sangat berbeda. Firaun dikuasai oleh keinginannya untuk menjadi dewa, sementara Suniti diarahkan oleh kasih sayang seorang ibu yang berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Meski demikian, kisah Suniti berakhir tragis. Ayah Dhruva yang tetap tak mau menerima putranya tersebut akhirnya membunuh Suniti. Namun, yang lebih menggugah hati adalah bagaimana putranya, Dhruva, dengan berkat dari Tuhan Vishnu, membalas dendam kematian ibunya dan akhirnya naik takhta, mendirikan dinasti baru.

Meski sama-sama berakhir tragis, kisah Suniti dan Firaun membawa pelajaran yang berbeda. Firaun menggambarkan keras kepala dan keegoisan manusia, sedang Suniti mengingatkan kita akan kasih sayang dan keberanian seorang ibu untuk melawan takdir demi anaknya. Keduanya mencerminkan dua sisi manusia yang berjuang untuk berurusan dengan takdir dan mempertanyakan kekuatan yang lebih besar. Ini adalah kisah tentang bagaimana kita, sebagai manusia, berkedudukan di dalam alam semesta - antara kehendak, takdir, dan peran kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan.